MEDIATANGSEL.COM – Kebakaran hebat diselingi sesekali ledakan di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pada Jumat 3 Maret 2023 malam, membuat Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Shinta Wahyuni Chairuddin cemas dengan potensi bencana yang mengintai daerahnya.
Pasalnya, ada banyak fasilitas nuklir dalam satu lingkungan yang disebut Kawasan Nuklir Serpong (KNS) yang terletak di Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Kecamatan Setu, Tangsel, milik Badan Tenaga Atom Nasional (Batan).
“Kekhawatiran tentu besar. Terutama di Tangsel, potensi bencananya itu bukan hanya kebakaran, banjir, bencana alam, tapi juga ada Batan, nuklir,” ungkap Shinta saat dihubungi mediatangsel.com, Sabtu (4/3/2023).
Shinta mengaku banyak muncul pertanyaan di kepalanya setelah mengetahui kabar kebakaran Depo Pertamina Plumpang, yang menurutnya pasti memiliki manajemen resiko bencana yang ketat dan sangat detail karena berada di kawasan yang dekat dengan permukiman warga.
“Nah bagaimana dengan di Tangsel? Bagaimana dengan Batan? Bagaimana komunikasi kita dengan BRIN [Badan Riset dan Inovasi Nasioanal]? Apakah manajemen resiko bencana nuklir itu sudah ada di kita, di Tangsel?” demikian sejumlah pertanyaan yang muncul di benak politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Apalagi, Shinta menerangkan, ancaman potensi bencana nuklir dapat berdampak pada jangkauan yang luas hingga radius beberapa kilometer. Oleh karena itu, ia juga khawatir bukan hanya Tangsel yang terancaman, tetapi juga daerah tetangga seperti DKI Jakarta bahkan Jabodetabek.
Maka dari itu, pagi tadi, kata Shinta, dirinya langsung berkomunikasi dengan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie juga Kepala Bappelitbangda Tangsel menyampaikan kekhawatirannya terkait ancaman bencana yang mengintai. Ia meminta Pemkot waspada potensi rawan bencana di Tangsel.
“Jangan sampai kita menganggap ini hal yang tidak ada sebelum terjadi. Apa perlu terjadi dulu? Kan tentu tidak!” serunya.
Karena itulah lewat komunikasi yang sudah dimulainya, Shinta mengajak semua pihak di Tangsel untuk mulai memperhatikan dengan serius ancaman bahaya nuklir ini. Ia mengajak semua pihak untuk mempersiapkan kewaspadaan, mewaspadai kejadian-kejadian yang ada di sekitar.
Dengan kewaspadaan, sambil mengucap “Naudzubillahi min dzalik,” Shinta berharap jika bencana nuklir yang tak diinginkan itu benar-benar terjadi, maka korbannya akan bisa diminimalisir.
“Tetapi bukan berarti kalau kita minta Allah, berdoa, terus gak ada ujiannya. Ini Tangsel harus segera membuat secara serius apa yang terjadi di sekitar kita itu, melihat manajemen resiko, itu diseriusin. Jangan diam-diam, didiamin aja gitu. Sampai terjadi baru dianggap ada,” ungkapnya.
Sebelumnya, Shinta juga mengaku telah sering berkomunikasi dengan dinas terkait kebencanaan membahas penanganan bencana seperti bencana alam, misalnya banjir, dan bencana non alam, misalnya COVID-19.
“Tetapi potensi yang diam-diam selalu mengintai dan secepat kilat [bisa] menghilangkan [nyawa] manusia itu, pernah gak kita sampaikan dan kita bunyikan dan kita seriusi? Untuk bagaimana menyelamatkan Tangsel? Bagaimana pemetaannya? Bagaimana kesiapan masyarakat? Apakah masyarakat aware (peduli) dengan adanya nuklir di sekitar kita? Bukan menakut-nakuti, tapi bagaimana masyarakat bisa siap,” tegasnya.
Pemetaan yang dimaksud Shinta adalah peta potensi bencana, yang dengannya dapat diketahui mana zona aman, mana zona evakuasi. Namun sayang, akunya, Pemerintah Kota Tangsel tak pernah menjabarkan soal pemetaan tersebut.
“Peta potensi bencana di daerah Tangsel, paling tidak, lalu dari sana kita mengetahui zona aman untuk tempat tinggal dan/atau zona evakuasi warga di setiap potensi bencana. Tentu semua ini terkait pada perencanaan kota dan kebijakan anggaran,” terang Shinta.
“Potensi bencana kebocoran [radioaktif] saja sangat bahaya apalagi [terjadi ledakan]. Tapi saya tidak pernah mendengar bagaimana rencana kerja Pemkot terhadap hal ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, di Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangsel terdapat beberapa pusat kerja lingkup Batan, di antaranya Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir, Pusat Reaktor Serba Guna, Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir, dan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. (Dmy)