Ada Keganjilan SPMB di Tangsel, Kepsek Heran Kuota Domisili Ludes Padahal Minim Permukiman

MEDIATANGSEL.COM – Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah usai. Kini, semua sekolah masih menjalankan agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pelaksanaan SPMB itu secara umum berlangsung lancar, khususnya tingkat SMP Negeri. Namun demikian ada beberapa proses yang janggal, hingga menyorot perhatian sekolah.

Read More

Salah satu contohnya terjadi pada jalur domisili, di mana kuota untuk jalur ini ditetapkan sebanyak 40 persen. Dalam ketentuannya, domisili dibagi 3 klaster radius dari mulai 1 kilometer hingga lebih dari 3 kilometer.

Kepala SMPN 8 Tangsel, Muslih, mengungkap total ada sebanyak 184 siswa yang diterima masuk sekolahnya melalui jalur domisili. Klaster pertama 110 siswa, kedua 46 siswa, dan ketiga sebanyak 28 siswa.

“Totalnya domisili itu 184 siswa,” katanya, Kamis (17/07/2025).

Dia pun mengaku heran, kuota jalur domisili bisa ludes diserbu peminat. Padahal bagian seberang sekolah merupakan kebun yang luas, sisi kanan-kirinya adalah lapangan sepak bola dan bangunan komersil serta fasilitas publik lainnya.

“Depan sekolah kebun, samping kiri lapangan, Pospol, sebelah kanan sekolah (SMAN 2), toko, dan warung. Hanya di sisi bagian belakang (SMPN 8) yang ada rumah penduduk. Tapi kok bisa full kuotanya?” ungkapnya.

Walau heran dengan fakta itu, Muslih enggan mempersoalkannya. Dia memilih tetap mengikuti sistem yang diterapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel.

Muslih juga memaparkan persoalan lain dalam jalur domisili, di mana calon siswa mendaftar menggunakan Kartu Keluarga (KK) yang sebenarnya berbeda dengan tempat tinggal sekarang.

“Itu persoalan sejak lama, sejak zaman baheula (dulu), di mana KK nya di sini, tapi tinggalnya di Bintaro misalnya. Ya kita tidak bisa menyalahkan, KK nya itu sah juga,” terangnya.

Meski meyakini proses SPMB saat ini berjalan lebih baik, Muslih berharap ada penyempurnaan dalam sistem yang tak hanya menampilkan kelulusan sementara, tetapi juga menampilkan semua hasil verifikasi manual.

“Kalau saran buat perbaikan itu, inginnya tampilan sistem dengan tampilan verifikasi (manual) itu sama. Misalnya di pengumuman sistem, diterima A, B,C, D nilainya ini, inginnya kita sama ditampilkan juga di sistem saat hasil verifikasi manual,” papar dia.

“Contoh, ada anak pada saat tampilan di sistem diterima sementara, kemudian diverifikasi manual ternyata anak ini tidak diterima, nah itu tidak tampil di sistem. Menurut saya perlu diperbaiki,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, Tangsel membuka kuota siswa baru sebanyak 9.954 yang tersebar pada 24 SMP Negeri. Bagi mereka yang tak lolos, pemerintah daerah juga telah bekerjasama menyalurkan para siswa ke 92 sekolah swasta yang mendapat subsidi. [*]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *