Dari Sedekah Minyak Jelantah, Siswa SMPN 18 Tangsel Bisa Dapat Uang Jajan Lebih

Situasi di salah satu sudut SMPN 18 Tangsel

MEDIATANGSEL.COM – Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Kota Tangerang Selatan (SMPN 18 Tangsel) memiliki program berwawasan lingkungan yang diberi nama Sedekah Minyak Jelantah.

Menurut Kepala SMPN 18 Tangsel, Nurina Rachmaliah, program Sedekah Minyak Jelantah ini merupakan bagian dari pengelolaan bank sampah yang sedang digalakkan di sekolah yang beralamat di Jalan Benda Barat, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel tersebut.

Read More

“Program bank sampah termasuk program unggulan kami. Jadi secara berkala kami mengumpulkan botol-botol plastik dari anak-anak bekas pakai, kemudian kita minta kumpulkan sama anak-anak adalah sedekah minyak jelantah,” kata Nurina saat ditemui beberapa hari lalu.

Secara teknis, pada hari-hari tertentu, pihak sekolah akan mengumumkan kepada siswa kapan saatnya mereka bisa membawa minyak jelantah yang telah dikumpulkan sisa konsumsi di rumah masing-masing.

Minyak jelantah yang dibawa siswa tersebut kemudian dikelola oleh bank sampah. Kemudian bank sampah akan membagi profit yang didapat dengan siswa yang membawa minyak jelantah. Dengan demikian siswa bisa mendapat uang jajan lebih.

“Ada yang membawa satu liter. Ada yang membawa dua liter. Dan semuanya kita hargai di situ. Lalu kemudian anak-anak mendapatkan uang dari situ, uang jajan lebih dari Sedekah Minyak Jelantah itu,” ungkap Nurina.

Dengan demikian, lanjut Nurina, bank sampah juga mendapatkan profit yang dapat dimanfaatkan ulang untuk kembali lagi kepada siswa dan sekolah.

Lebih jauh, Nurina menjelaskan, program bank sampah yang dicetuskan berangkat dari visi SMPN 18 Tangsel, yakni terbentuknya lulusan yang berkarakter, kompeten, religius, dan berwawasan lingkungan.

Saat ini, SMPN 18 Tangsel telah menyandang status sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Nurina mengungkapkan, pihaknya telah mempersiapkan diri untuk menatap status sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.

Walaupun ia mengakui, program penghijauan yang telah dicanangkan agak sedikit terhambat karena ada proses pembangunan revitalisasi gedung sekolah yang sedang berlangsung.

Namun paling tidak SMPN 18 Tangsel berupaya mengimbanginya dengan manajemen sampah. Selain bank sampah, pihak sekolah juga telah mengeluarkan aturan yang melarang siswa jajan menggunakan plastik atau stirofoam. Sebagai gantinya para siswa dianjurkan membawa tumbler tempat minum dan tempat makan sendiri.

“Jadi program unggulan yang sedang kami angkat adalah terkait dengan Adiwiyata, bank sampah, kegiatan-kegiatan program-program yang mengedepankan tentang lingkungan. Seiring sejalan juga dengan program Tangerang Selatan untuk bisa meminimalisir dan mengorganisir sampah,” katanya.

Nurina berharap, dari program unggulan yang dicanangkan tersebut bisa menumbuhkan generasi-generasi berwawasan lingkungan. Selain itu, juga dapat meringankan beban Kota Tangsel dalam pengelolaan sampah yang sampai saat ini masih menjadi momok.

“Nah, kami mengharapkan hal-hal kecil yang kami lakukan itu bisa berkontribusi di sana dan bisa membantu Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan sampah,” tegas Nurina. [Adv]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *