MEDIATANGSEL.COM – Dalam upaya menanamkan kesadaran tentang pentingnya Hak Asasi Manusia (HAM) sejak dini, Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Kota Tangerang Selatan (SMPN 21 Tangsel) menggelar kegiatan sosialisasi HAM bagi para siswanya.
Kegiatan tersebut terlaksana pada 14 Oktober 2025, bekerja sama dengan BPW (Business and Professional Women), mitra dari Komnas HAM.
Salah satu guru SMPN 21 Tangsel, Ika Solehawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh sekitar 500 siswa dari kelas 8 dan sebagian kelas 9, sementara siswa kelas 7 belum dilibatkan karena jadwal belajar mereka yang masuk siang.
“Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Dari awal hingga akhir acara, suasananya kondusif dan penuh semangat. Narasumber kami, Ibu Widarmi Wijana, merupakan aktivis HAM sekaligus anggota BPW,” ujar Ika Solehawati.
Ia menuturkan, ide pelaksanaan sosialisasi ini berawal dari proposal yang diajukan BPW kepada pihak sekolah. Pihaknya menyambut baik inisiatif tersebut karena dianggap bermanfaat untuk membentuk karakter dan kesadaran sosial siswa.
“Kegiatan ini sangat relevan, apalagi melihat situasi belakangan di mana banyak pelajar yang ikut terlibat dalam aksi-aksi sosial tanpa memahami batasan hak dan kewajiban. Melalui sosialisasi ini, kami ingin menanamkan pemahaman HAM agar siswa lebih bijak bersikap dan bertindak,” jelasnya.
Menurut Ika Solehawati, kegiatan sosialisasi ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi siswa, tetapi juga memberikan penyegaran bagi guru.
“Anak-anak bisa belajar dari narasumber luar, bukan hanya dari guru yang setiap hari mereka lihat. Suasananya jadi berbeda, dan mereka lebih semangat berdiskusi,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, siswa mendapatkan materi tentang hak dan kewajiban sebagai pelajar, kebebasan berpendapat secara bertanggung jawab, serta cara menghargai sesama. Diskusi interaktif juga dilakukan agar siswa lebih memahami penerapan HAM dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.
Ika Solehawati berharap kegiatan semacam ini dapat dilakukan secara berkelanjutan setiap tahun.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi program rutin karena manfaatnya besar sekali. Tahun ini baru melibatkan kelas 8 dan sebagian kelas 9, jadi semoga ke depan bisa terus berlanjut,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihak sekolah juga berharap pemerintah dan instansi terkait dapat lebih sering turun langsung memberikan sosialisasi kepada pelajar, tidak hanya tentang HAM, tetapi juga seputar kesehatan mental, masa pubertas, dan perkembangan remaja.
“Anak SMP berada di usia transisi yang rentan. Kami berharap bisa bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, psikolog, atau dokter ahli agar anak-anak mendapat bimbingan yang tepat. Dengan pendampingan yang baik, mereka bisa tumbuh jadi individu yang cerdas dan berkarakter,” tutup Ika Solehawati. [Adv]






