MEDIATANGSEL.COM – Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Cabang Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tampak sangat serius dalam melakukan seleksi atlet yang akan mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2025.
Bagaimana tidak, seleksi atlet karate untuk O2SN 2025 itu dimulai dari tingkat sekolah sebelum masuk ke tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Teknis seleksinya juga tak main-main, yakni dilakukan dengan sistem setengah kompetisi, yang mengharuskan setiap peserta seleksi saling berhadap-hadapan satu sama lain.
Guru karate yang berasal dari Perguruan GABDIKA SHITORYU INDONESIA, R Sukma Aji Abimanyu atau yang akrab disapa Sensei Aji, menjelaskan seleksi di tingkat sekolah ini mulai dilakukan di dua sekolah, yakni SMPN 4 Tangsel dan SMAN 1 Tangsel.
Sensei Aji adalah guru ekstrakulikuler karate di dua sekolah tersebut. Sementara ia menjelaskan tempat seleksi dilakukan di Aula YPI Darussalam milik Ketua FORKI Tangsel Salman Paris, pada Senin (28/04/2025).
“Tujuannya supaya kita melakukan seleksi secara fair, tidak mau asal comot-comot saja. Dan seleksi ini juga disaksikan oleh pengurus FORKI serta orang tua murid, agar mereka benar-benar tahu kalau anaknya bagus, ya benar-benar bagus, begitu juga sebaliknya kalau tidak bagus ya mereka sudah menyaksikan sendiri,” terang Sensei Aji kepada redaksi mediatangsel.com pada Selasa (29/04/2025).
Seleksi di tingkat sekolah ini dilakukan dengan sistem setengah kompetisi. Setiap peserta saling berhadap-hadapan. Penilaiannya dilakukan dengan oleh juri yang diundang khusus untuk kegiatan ini. Peringkat kemudian ditentukan berdasarkan poin yang didapat dari hasil tiap pertandingan. Peringkat teratas akan mendapat kesempatan mengikuti seleksi di tingkat kecamatan.
“Kita ingin memberi contoh bahwa seleksi harusnya dilakukan seperti ini. Harapannya atlet-atlet lebih maksimal karena penyaringannya berdasarkan kualitas,” kata Sensei Aji yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tangsel sekaligus Kabid Binpres FORKI Tangsel.
Ketua Harian FORKI Tangsel, Dadang Rahayu, menjelaskan bahwa seleksi di tingkat sekolah ini baru pertama kali diadakan. Hal ini dilakukan mengingat persaingan yang ketat pada cabang olahraga karate untuk O2SN ini.
“Dari sekolah formasinya hanya dua, bahkan ada yang satu, tetapi atlet yang tersedia ternyata lebih dari kuota yang ditentukan. Jadi dalam hal ini, Sensei Aji terutama yang memiliki Dojo di sekolah itu juga, secara fair menyeleksi di tingkat paling bawah untuk mewakili sekolahnya untuk berlaga di tingkat kecamatan,” katanya.
Dadang berharap, atlet-atlet hasil seleksi ini bisa lolos ke tingkat provinsi dan menjadi juara. Kemudian setelah itu bisa lolos ke tingkat nasional dan menjadi perwakilan Indonesia untuk berlaga di kejuaraan internasional.
“Target sangat realistis, kita targetkan tingkat SD, SMP, SMA, dalam satu jenjang kita harus diwakili minimal satu peserta untuk ke nasional. Jadi atlet-atlet original Tangsel ini, yang pembinaan original dari Tangsel, harus bisa bersaing ke tingkat nasional bahkan dunia,” ungkap Dadang.
“Dan ini sudah ada contohnya di beberapa tahun ke belakang itu, antara tahun 2013 ke atas itu, sudah sekitar ada empat asuhan dari FORKI Tangsel melalui tangan Sensei Aji yang menjuarai tingkat dunia bahkan, karena memang juara-juara itu sudah terbentuk dari binaan Tangsel. Mungkin itu yang menjadi harapan terbesar kami dan bisa membawa FORKI Tangsel itu untuk berbicara di event nasional,” tambahnya.
Dengan adanya seleksi di tingkat sekolah ini, Dadang berharap pihak sekolah dapat memberikan atensi khusus pada karate sebegai kegiatan ekstrakulikuler.
“Ya, sekolah memang atensinya harus lebih tinggi. Memang banyak ekskul, selain karate juga banyak, cuma sekolah diharapkan lebih atensi ke cabang olahraga yang memang menjadi andalan dan menonjol. Kebetulan karate di Tangsel ini gairahnya sangat tinggi. Bukan saja di sekolah, di tempat-tempat umum, tempat pusat perbelanjaan, juga sekaranng sudah diisi oleh karate. Dan ini animo masyarakat minat karate ini secara nasional karate sudah menjadi ranking kedua olahraga favorit di Indonesia setelah sepak bola. Dan ini sekolah saya berharap atensinya bisa ke karate karena sudah terbukti atlet-atlet karate ini datang dari peserta didik sekolah. Ini untuk menjadi bibit atlet nasional,” tandasnya. [*]