Oleh: Agam Pamungkas Lubah
Menelusuri tempat-tempat bersejarah itu bagi saya semakin meningkatkan adrenalin dalam darah saya, apalagi dibumbui dengan cerita-cerita mistis warga, semakin bikin saya penasaran untuk ngepoin lokasinya.
Dan kali ini yang menjadi target saya adalah salah satu kompleks pemakaman orang-orang Belanda yang ada di Desa Cibaten, Kecamatan Lewisadeng, Kabupaten Bogor. Tidak begitu jauh dari Dramaga.
Siapa yang tidak kenal denga Gerrit Willem Casmir (GWC) van Motmen, sang penguasa lahan partekelir terluas di wilayah Boutenzorg (Bogor), mulai dari akhir abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-20.
Keluarga Van Motmen dikabarkan pernah memiliki hampir seluruh lahan partikelir di wilayah Bogor Barat yang sekarang, mulai dari Land Dramaga, Djasinga, Sadeng Jamboe, Bolang, Tjoeroek Bitoeng, Roempin, Kedong Badak, Tjikande, Tjikoleang, Koeripan, dan lain-lain.
Namun pada akhirnya secara bertahap land-land tersebut diakuisisi oleh pemerintah. Dan land pertama yang diakuisisi adalah Land Djasinga dan yang terakhir adalah Dramaga (1949), akibat kesalahan cicit dari GWC Motman yakni Pieter Reinier van Motmen yang diduga ikut membantu pemberontakan Jungsclager Cs/KNIL untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia (RIS) di bulan Maret 1950.
Dengan demikian Land Dramaga sebagai tanah partikelir terakhir yang dikuasai oleh keluarga Van Motmen harus berakhir di tahun 1956 (Limburgsch dagblad, 30.10.1956) .
Dan setelah usaha perkebunan Dramaga disita oleh negara, lahan perkebunan tersebut dalam perkembangannya diketahui telah dihibahkan oleh begara untuk Institut Pertanian Bogor (IPB).
Lahan Onderneming Dramaga yang dikuasai oleh keluarga Motman inilah yang kemudian menjadi lahan untuk pembangunan Kampus baru IPB (Nieuws,handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13.10.1954).
Dan dalam kompleks Moseleum Van Motman (kuburan) tersebut terdapat 37 makam, 4 makam termasuk sang miliarder GWC Van Motman berada di dalam sebuah gedung yang terlihat dalam foto. [*]
HISTORIA Tangsel
Padepokan Roemah Boemi Pamoelang